Health

Indonesia Masuk Gelombang Ketiga Kasus Covid-19

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban juga mengemukakan hal yang sama.

Jakarta, isafetymagazine.com – Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, berpendapat Indonesia telah  masuk gelombang tiga Covid-19.

Salah satu hal ini dilihat positivity rate (angka penyebaran) Covid-19 sebesar 5% lebih dengan konfirmasi kasus positif sebanyak 10.185 kasus.

“Angka sebenarnya jauh lebih tinggi dari itu,” katanya pada Senin (31/1/2022).

Dengan demikian, Pemerintah Indonesia harus membuat data real penyebaran Covid-19. Selain itu pemerintah juga diminta menyiapkan lonjakan kasus Covid-19 ke depan denan fasilitas keseharan (faskes) tidak terhambat.

“Memastikan tidak ada beban di faskes dengan cara perkuat sistem rujukan, kualitas rumah sakit darurat, layanan primer,” ucapnya.

Pada sisi lain masyarakat diharapkan langsung ke rumah sakit ketika merasa gejala-gejala tersebut.

“Ini banyak, kasus 10 kali lipat dari yang ditemukan tidak terdeteksi,” ujarnya.

Dicky memprediksi beberapa waktu ke depan lonjakan kasus Covid-19 akan terus terjadi di Indonesia. Puncak kasus ini akan terjadi di Jawa dan Bali pada akhir Februari 2022 yang akan turun pada awal Maret tahun ini.

“Kalau gelombang ketiga ini sudah jelas dari Januari kemarin sudah masuk, turun laginya tergantung respons,” ucapnya.

Pada kesempatan yang terpisah Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban juga mengemukakan hal yang sama.

Hal ini ditandai dengan sejumlah indikator seperti penambahan kasus positif Covid-19 dan angka keterpakaian tempat tidur.

“Bagi yang mengira kita telah masuk gelombang tiga, ya kita telah ‘berhasil’ memasukinya. Kasus naik tiap hari, BOR dan positivity rate juga, plus klaster,” kata Zubairi,lewat akun Twitter @ProfesorZubairi.

Namun, masyarakat diminta tidak panik dengan menerapkan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas agar lonjakan tidak semakin tinggi.

“Kita bisa atasi sebelum jadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien,” tuturnya.

Seluruh tenaga kesehatan diharapkan bersiap dan fokus agar lonjakan pandemi Covid-19 ketiga tidak berakibat banyak korban jiwa. Selain itu sopir ambulans, sekuriti RS, dan help desk.

“Kita masih berada di waktu yang sulit. Utamakan keselamatan, terus waspada, sabar. Jangan terprovokasi,” ucapnya.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui positivity rate di Jawa dan Bali sudah melampaui standar atau batas yang ditentukan WHO. Kondisi ini dihadapi dengan peningkatan jumlah orang yang dites Covid-19.

“Saat ini juga positivity rate sudah berada di atas standar WHO, yaitu 5%. Hal tersebut didorong oleh positivity rate, PCR test yang sudah mencapai 24%,” tuturnya. (dtc/pmj/adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button