Jakarta, isafetymagazine.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan pasar modal Indonesia agar lebih inklusif dan berkelanjutan dengan pengembangan produk berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG).
“Kami juga akan mengembangkan produk baru dan optimalisasi pemanfaatan produk pasar modal yang existing, termasuk bursa karbon dan produk yang berwawasan ESG,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar.
Pernyataan ini disampaikannya dalam acara pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025 di Gedung IDX, Jakarta Selatan pada Kamis (2/1/2025).
OJK juga berupaya meningkatkan kuantitas perusahaan-perusahaan di Indonesia agar melantai di bursa.
“Kami akan meningkatkan porsi saham free float dan mendorong perusahaan besar untuk melantai di bursa,” ujarnya.
Mahendra Siregar memastikan OJK akan memperkuat regulasi dan sistem dalam proses Initial Public Offering/IPO (penaawaran saham umum perdana) agar lebih efisien dan transparan.
Langkah ini sambil terus mengembangkan produk, infrastruktur, dan layanan baru untuk meningkatkan peran investor institusi di pasar perdana maupun sekunder.
Daftar 10 Emiten dengan Nilai ESG Terbaik di Bursa Efek Indonesia per 5 November 2024 seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
OJK mendorong optimalisasi penggunaan Efek Beragunan Aset (EBA) guna memperkuat likuiditas. Lembaga ini mendorong sinergi antara berbagai pihak untuk memperkuat skema dan ekosistem EBA yang diharapkan dapat menjadi solusi pendanaan berkelanjutan.
Hal lainnya adalah memprioritaskan penguatan anggota bursa dan manajer investasi melalui peningkatan kapasitas tata kelola, manajemen risiko, pengendalian internal, dan keamanan teknologi informasi.
Penegakan hukum juga akan dilakukan secara tegas untuk menjaga integritas pasar dan melindungi investor ritel, khususnya dari saham dengan pergerakan yang tidak wajar.
“Untuk melaksanakan hal itu, kami juga memerlukan dukungan pemerintah terkait UU P2SK dan bursa karbon,” ujar Mahendra.
Pada kesempatan yang sama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mendorong edukasi dan literasi keuangan harus dimulai sejak dini.
Pemerintah terus mendukung pengembangan pasar modal melalui penyempurnaan regulasi, implementasi pajak karbon, dan batas emisi sektoral.
Kapitalisasi pasar modal Indonesia baru mencapai 56% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau rendah dibandingkan negara-negara di ASEAN seperti Thailand sebesar 101% dan Malaysia sebesar 97%.
Mahendra Siregar menilai perlu penguatan ekosistem pasar modal sebagai langkah strategis untuk mendongkrak ekonomi nasional. Indonesia harus bergerak lebih agresif dalam memperkuat peran pasar modal untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
Hal ini bukan hanya tentang angka, tetapi bagaimana pasar modal bisa menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi di masa depan.
“Ini adalah sinyal bahwa likuiditas dan partisipasi pasar modal kita perlu ditingkatkan secara signifikan,” ujarnya.
Jumlah investor di Indonesia hanya mencapai 7,4% dari total populasi dewasa atau di bawah Malaysia yang mencapai 10% dan Singapura sebesar 22,5%.
Mahendra Siregar memproyeksikan nilai pengumpulan dana dari IPO di Indonesia pada 2024 turun sebesar 37,89% secara tahunan menjadi US$3,6 miliar atau sekitar Rp57,6 triliun.
Jumlah perusahaan yang melakukan IPO juga diperkirakan turun sebesar 20,99% menjadi 128 perusahaan.
“Kami optimistis potensi pasar modal Indonesia dapat dimaksimalkan. Salah satu langkah utama adalah memperbaiki ekosistem pasar modal dengan mendorong lebih banyak perusahaan untuk go public,” tuturnya.
OJK dan self-regulatory organizations (SRO) telah merancang sejumlah inisiatif strategis seperti peningkatan porsi saham free float dan mengoptimalkan penggunaan Efek Beragunan Aset (EBA).
Inisiatif ini juga mendukung program strategis pemerintah, seperti Pembangunan tiga juta rumah. Langkah ini diyakini mampu memperkuat posisi Indonesia di pasar modal ASEAN.
“Dengan strategi ini kami yakin likuiditas pasar akan meningkat dan investor institusional akan lebih berperan baik di pasar perdana maupun sekunder,” ucapnya. (adm)