i-Expert

In Memorial Kadis K3 Pertamina Roesfandi Brotosoehardjo

Surabaya, isafetymagazine.com – Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ụn, tiga hari yang lalu atau Jumat (17/3/2023) pukul 13.30 di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) telah meninggal dunia seorang praktisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3), Roesfandi Brotosoehardjo.

Waktu itu dia berusia 87 tahun yang merupakan pensiunan Pertamina sejak April 1993 dengan jabatan terakhir Kepala Dinas (Kadis) K3 Pertamina se-Indonesia di kantor pusat, Jakarta mulai September 1987.

Sejumlah terobosan yang dilakukan Roesfandi Brotosoehardjo ketika menjabat Kadis K3 Pertamina seperti menyampaikan keperluan ahli-ahli teknik handal bagi perusahaan tersebut.

Kebutuhan ini dipenuhi Pertamina dengan mengirimkan 23 sarjana teknik yang sudah bekerja selama lima tahun ke Texas A&M, College Station, Amerika Serikat (AS) untuk belajar selama enam bulan.

Sayangnya, Roesfandi Brotosoehardjo tidak sempat menemui mereka sekembali dari Texas yang langsung ditempatkan pada unit-unit bisnis Pertamina.

Hal lainnya juga diminta dari perusahaan ini seperti memperhatikan kesejahteraan para pekerja yang bertugas di kilang-kilang Pertamina.

Sebelumnya, Roesfandi Brotosoehardjo adalah Kepala Fire and Safety (FS) di Kilang Pertamina di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) sejak 3 April 1977.

Dua tahun kemudian, tugasnya ditambah menjadi FS dan Lindungan Lingkungan (LL) guna mengawasi lingkungan kilang. Pekerjaan ini diembannya dengan mengelilingi seluruh area kilang setiap pagi hari sebelum bertugas.

Berbagai tindakan lain yang diperbuatnya di sana antara lain membuat maket kilang minyak setelah perluasan fasilitas ini supaya aman dari berbagai kejadian seperti kebakaran. Selain itu menanam pohon perdu di area sekitar kilang, supaya terlihat asri.

Roesfandi Brotosoehardjo juga meminta Pertamina membangun perumahan bagi para karyawan. Bangunan ini dibuat oleh para pekerja berasal dari Surabaya dan sekitarnya didampingi tenaga ahli asing yang berpengalaman dari kontraktor.

Dia selalu menekankan ‘Zero Accident Doesn’t Mean No Accident’, sehingga semua pihak harus selalu siaga dan waspada.

Sebenarnya, Roesfandi Brotosoehardjo pernah bertugas di Balikpapan pada pertengahan 1964 untuk sementara waktu menggantikan Marbun sebagai Kepala FS yang bertugas luar negeri.

Namun, beberapa kendala dihadapinya untuk menjalankan tugas di sana seperti beberapa oknum tidak menyerahkan jabatannya lantaran mereka tergabung dalam organisasi terlarang.

Dengan begitu Roesfandi Brotosoehardjo dikembalikan ke Plaju, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) setelah dua minggu bertugas di sana.

Sesampainya di tempat itu dia dipindahkan ke lapangan eksplorasi dan produksi (EP) di Prabumulih sebagai staf verplaatsing (perpindahan secara hukuman karena dianggap tidak taat).

Di sana Roesfandi Brotosoehardjo bertugas menjaga pipa minyak Pertamina supaya tidak bocor di hùtan-hutan yang rawan. Dia mengawali beraktivitas di sana mulai akhir 1965, setahun kemudian dia mengalami sebanyak tujuh pekerja tewas akibat ledakan pada 1966.

Sebelumnya, Roesfandi Brotosoehardjo beraktivitas di Surabaya pada 1968 sebagai kepala FS di Pabrik Aspal Wonokromo.

Hal ini didahului beraktivitas di Lapangan Minyak Pertamina Cirebon dengan berkantor di Klayan pada 1971. Dia bertanggungjawab atas tiga lapangan miyak yakni Mundu, Bongas, dan Balongan.

Untuk mencapai efisiensi operasional perusahaan dibangun kantor, perumahan, dan rumah sakit (RS) olehnya secara berdekatan.

Namun, dia tetap melakukan inspeksi ke tiga lapangan secara berkala, sehingga dia dapat menegur kepada para staf terhadap titik-titik yang kurang aman pada saat rapat.

Karier Roesfandi Brotosoehardjo di departemen FS pada sektor minyak dan gas (migas) bermula di Bataafse Petroleum Maatschappij (BPM) yang dipimpin orang-orang Belanda dan Inggris pada 1958.

Dia mulai bekerja sebagai leerling atau pemula untuk daarma-self standing (bekerja sendiri). Dia mempelajari seluruh kilang, sehingga dia bisa membuat maket.

Selanjutnya, Roesfandi Brotosoehardjo ditempatkan di fire station guna menemukan titik di mana kejadian.

Sementara itu dia pernah dipercaya sebagai Koordinator Pekan Olah Raga Pertamina se-Indonesia pada Agustus 1974. Langkah ini direalisasikan dengan membangun Stadion Olah Raga Sunyaragi Cirebon.

Saat itu Roesfandi Brotosoehardjo berhasil mendatangkan atlet dari berbagai unit bisnis Pertamina.

Pada sisi lain dia memperoleh kesempatan mengikuti Course di Moreton in Marsh-British Safety Council selama tiga bulan pada pertengahan 1980. Dafri hal ini diperoleh ijazah Dips.SM/Diploma in Safety Management secara Cum Laude pada 11 September 1980.

Roesfandi Brotosoehardjo lahir pada 4 November 1935 yang memiliki istri bernama Moendiwati Moeljoredjo lahir 22 Juli 1936. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button