Jakarta, isafetymagazine.com – Artis Cinta Laura (29) tidak hanya dikenal sebagai pekerja keras di dunia hiburan, tetapi di beberapa bisnis yang digelutinya lantaran dia adalah seorang pengusaha.
Hal ini didasarkannya dia bekerja sekitar 18-20 jam per hari yang dinikmatinya dan justru stres bila tidak terdapat pekerjaan yang dilakoninya.
“Gimana ya aku ya workaholic (gila kerja). Jadi kadang-kadang sama manajer sudah bilang break tiga hari, tapi baru satu setengah hari aku sudah bilang bosan. Pengin ngelakuin sesuatu yang produktif,” katanya di Jakarta pada akhir pekan lalu.
Cinta Laura mengakui dia sebagai orang yang sangat ambisius, sehingga dia dikasih libur oleh manajernya terlalu lama malahan stres.
“Jadi mending stres karena pekerjaan daripada libur,” ujarnya.
Walaupun demikian, Cinta Laura menyadari workaholic berdampak buruk bagi kehidupan pribadinya berkurang. Namun, dia menyukai segala pekerjaan yang dilakukannya.
“Kadang-kadang sedikit sengsara sih, karena untuk kebutuhan diri aja enggak ada waktu gitu, tapi di waktu yang sama, aku menyukai apa yang aku lakukan dan mungkin kadang-kadang aku orangnya sedikit ekstrem,” tuturnya.
Cinta Laura percaya apa yang dilakukannya akan memberikan manfaat untuk dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Jadi, semakin dia sukses dengan dirinya, maka ini akan memberikan peluang untuknya menolong lebih banyak orang ke depannya.
“Selain aku sejahtera secara finansial, aku semakin bisa investasi dalam bisnis-bisnis yang aku miliki. Semakin ke sini aku semakin sukses. Lagi-lagi punya uang untuk didonasikan kepada yayasan termasuk punya aku sendiri atau memberdayakan orang lain,” ujarnya.
Masalah
Sementara itu laman Wearethecity menyebutkan workaholic bisa dialami seseorang pada jangka waktu yang panjang. Kondisi ini dapat berakibat beberapa gejala sebagai berikut.
Bekerja lembur atau membawa pulang pekerjaan ke rumah
Memeriksa pesan terkait pekerjaan di rumah, bahkan mungkin di tengah malam
Bekerja atau terus-menerus memeriksa pesan di hari libur
Waktu dan hubungan dengan orang lain terganggu
Kurang tidur
Kehidupan sehari-hari akan sangat bergantung pada pekerjaan
Untuk mengatasi workaholic dibutuhkan sejumlah usaha lebih sehingga rasa candu terhadap pekerjaan menjadi hilang. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi workaholic.
1.Akui itu adalah masalah
Cara untuk mengatasi workaholic yaitu orang tersebut harus mengakui hal itu merupakan sebuah masalah dan akan memengaruhi kehidupannya dalam berbagai aspek termasuk kehidupan sosial.
Dengan begitu, orang ini akan berusaha mengurangi masalah yang dialaminya itu.
2.Pikirkan workaholic akan jadi sumber masalah lainnya
Workaholic juga akan memberikan dampak negatif seperti kehidupan sosial.
Bahkan, workaholic juga akan berakibat dirinya selalu merasa tidak puas dengan apa yang dicapainya. Itu juga akan berpengaruh pada komitmennya.
3.Ketahui tujuan hidup yang lebih baik
Untuk mengatasi workaholic, seseorang dapat berusaha memggambarkan ke mana tujuan yang diinginkannya. Jadi, dia membayangkan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Langkah tersebut juga akan membuatnya memiliki gambaran apakah kehidupannya sebagai workaholic akan memberikan kesempatan untuknya mencapai tujuan tersebut atau tidak.
4.Tentukan batasan diri
Seseorang menjadi workaholic lantaran dia tidak sadar apa yang dilakukannya berlebihan, sehingga dia perlu memiliki batasan-batasan diri sendiri.
Jadi, apa yang dikerjakannya tidak berlebihan dan akan membuat pola kerja menjadi lebih sehat
5. Minta bantuan orang lain
Terkadang sangat sulit untuk menyadari jika diri sendiri adalah seorang workaholic, sehingga meminta bantuan orang lain di tempat kerja, rumah, teman dekat, atau ahli dapat menjadi pilihan.
Mereka yang akan menjadi pengingat diri sendiri jika orang tersebut telah melewati batas normal dalam bekerja. Jadi, dia akan mulai terbiasa melakukan hal-hal dalam batas normal. (sua/adm)